Mimpi, misteri aktivitas bawah sadar.

sebagian besar manusia secara khusus menghabiskan lebih dari dua jam tiap malam dalam mimpi. Namun selama ini masih menjadi misteri, bagaimana mimpi bias tampak seperti kejadian nyata dan mengapa mimpi bias terjadi. Ilmuwan pun tidak tahu banyak bagaimana dan mengapa seseorang bias bermimpi. Sigmun freud yang punya pengaruh besar dalam psikologi, percaya bahwa mimpi adalah pintu yang aman bagi keinginan bawah sadar.
Setelah 1953, saat peneliti kali pertama menyelidiki tentang tidur REM ( rapid eye movement ) atau mimpi pada bayi, mereka menjadi hati-hati mempelajari soal tidur dan mimpi. Para peneliti segera menyadari adanya keanehan, pengalaman-pengalaman yang tidak logis yang dikenal dengan mimpi dan hamper selalu terjadi saat tidur. Sementara itu kebanyakan mamalia dan burung menunjukan adanya fase REM saat tidur, namun reptile dan hewan berdarah dingin lainnya tidak menunjukan segala serupa.
Seperti dikutip drari my.clevelandclinic.org, tidur REM bias terjadi karena adanya sinyal dari sebuah area dipusat otak yang disebut pons. Sinyal ini bergerak kebagian otak lain (talamus) yang meneruskannya ke cerebrel cortex (bagian luar otak yang bias merespon pendengaran, pikiran dan mengatur informasi ). Pons juga mengirim juga sinyal yang menutup syaraf tulang belakang dan menyebabkan kelumpuhan sementara pada cabang otot.
Jika sesuatu masuk dan bercampur dengan kelumpuhan ini, secara psikologis orang akan menjadi bergerak diluar mimpi mereka. Hal ini disebut dengan sebagai REM sleep behavior disorder (prilaku tidur yang kacau). Sebagai contoh, seseorang yang bermimpi tentang permainan bola dapat langsung berlari menabrak pintu atau memukul orang lain yang tidur didekatnya saat berusaha menangkap bola dalam mimpinya.

Merangsang otak.
Tidur REM merangsang bagian otak yang digunakan untuk pendengaran dan penting untuk perkembangan normal otak selama masa pertumbuhan. Hal ini juga akan menjelaskan mengapa bayi menghabiskan lebih banyak waktunya untuk tidur dari pada orang dewasa. Tidur REM juga dihubungkan dengan peningkatan produksi protein. Sebuah studi menemukan bahwa tidur REM memengaruhi perkembangan mental seseorang.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa mimpi adalah upaya korteks untuk menemukan makna dalam sinyal acak yang diterimanya selama tidur REM. Korteks adalah bagian otak yang menerjemahkan dan mengatur informasi dari lingkungan saat berada dibawah kesadaran. Kemungkinan yang terjadi adalah sinyal acak diberikan dari pons selama tidur REM, kemudian korteks mencoba menginterprestasikannya sebaik mungkin seperti halnya membuat sebuah cerita diluar aktivitas otak.

Read Full story